WISATA | 26 MAY 2024

Gedung Cerutu: Peninggalan Belanda yang Jadi Tempat Bersejarah di Surabaya

Berkunjung ke Kota Pahlawan, tak lengkap rasanya jika belum melihat tempat bersejarah Surabaya. Salah satunya Gedung Cerutu yang dulunya bernama Gedung Gebroeders Knaud. Seperti namanya, salah satu landmark Surabaya ini memiliki bentuk menyerupai cerutu. Bagaimana sejarah dan keunikannya? Mari simak kisahnya di bawah ini.

Sejarah Gedung Cerutu

Sumber: instagram.com/dewiekasari13


Gedung cerutu berdiri sejak tahun 1916, dan tadinya merupakan kantor pabrik gula NV Maatschappij Tot Exploitatie van Het Bureau Gebroeders Knaud. Arsitektur gedung ini khas kolonial dengan bentuk simetris dan pintu-pintu lengkung berjeruji.

Nama Gedung Cerutu sendiri merujuk pada menaranya yang berbentuk seperti cerutu. Walaupun, ada juga yang beranggapan menara tersebut lebih mirip mata bolpoin atau ujung roket.

Setelah tidak lagi menjadi kantor pabrik gula, Gedung Cerutu sempat menjadi kantor Said bin Oemar Bagil dan kantor Bank Bumi Daya. Sejak tahun 2009 gedung beratap merah ini menjadi salah satu cagar budaya Surabaya.

Arsitektur ala Eropa Jadi Daya Tarik Utama

Sumber: instagram.com/united.toni


Sebagai cagar budaya, gedung yang saat ini menjadi aset Bank Mandiri ini sangat terawat. Walaupun di bagian luar catnya sedikit mengelupas, tetapi arsitektur dan interiornya tidak berubah sejak awal berdiri. 

Jika dinding luar berwarna putih, maka dinding bagian dalam gedung berwarna dominan emas. Bukti bahwa gedung ini termasuk bangunan mewah di zamannya.

Plafon bergelombang dan enam tiang penyangga di bagian tengah gedung menggambarkan arsitektur Eropa kuno. Tinggi tiang mencapai 15 meter, menandakan bahwa ruang besar di tengah bangunan tadinya akan berfungsi sebagai tempat pertemuan para bangsawan.

Di sisi kanan dan kiri bangunan, memanjang lorong setinggi 15 meter. Berbentuk melingkar dan berpusat ke ruang tengah, tempat berlangsungnya rapat para petinggi kolonial saat itu. Tempat bersejarah Surabaya yang indah ini akan sangat menarik bagi Anda penggemar seni arsitektur, terutama  arsitektur Eropa kuno.

Saksi Bisu Pertempuran Arek Suroboyo

Sumber: instagram.com/arsatita8


Terletak di Jl. Rajawali No. 7, Gedung Cerutu adalah salah satu landmark kota lama Surabaya. Kota lama sendiri mencakup Jl. Rajawali, Jl. K.H. Mas Mansyur, dan Jl. Kembang Jepun.  Gedung yang juga salah satu tempat bersejarah Surabaya ini adalah saksi bisu pertempuran Arek Suroboyo dan kematian Jenderal Mallaby, pimpinan pasukan Sekutu.

Di depan Gedung Cerutu, berdiri Gedung Internatio. Gedung ini sempat menjadi markas tentara Sekutu di tahun 1945. Pada Oktober 1945, terjadi pertempuran antara pasukan sekutu dan pejuang Indonesia. Seharusnya pertempuran tersebut berakhir setelah perundingan yang dilakukan Soekarno-Hatta dan Inggris memutuskan gencatan senjata.

Tanggal 30 Oktober 1945, iring-iringan 8 mobil berjalan dari kantor Gubernuran tempat perundingan ke Gedung Internatio. Diantara iringan tersebut ada mobil yang mengangkut Brigjen Mallaby dan ajudannya.

Saat itu, pertempuran masih terjadi di Gedung Internatio dan baru reda menjelang maghrib. Saat iring-iringan mobil Mallaby tiba di gedung tersebut, suasana masih panas. Massa mulai mengepung mobil Mallaby disusul tembakan dari dalam Gedung Internatio.

Salah satu pejuang Indonesia melemparkan granat ke mobil Mallaby, menyebabkan mobil tersebut meledak dan sang jenderal tewas. Peristiwa tersebut terjadi di depan Gedung Internatio dan Gedung Cerutu.  

Ternyata ada banyak fakta sejarah yang terjadi di Gedung Cerutu. Tak lengkap rasanya mengetahui kisah-kisah perjuangan tersebut tanpa melihatnya langsung. Jika Anda ke Kota Pahlawan, jangan lupa mengunjungi salah satu tempat bersejarah Surabaya ini, ya. Sampai jumpa di sana!