WISATA | 10 MAY 2023

Tradisi Larung Ari-ari, Rayakan Kelahiran Bayi Masyarakat Surabaya

Surabaya, sebagai kota besar di Jawa Timur, memiliki banyak tradisi dan budaya yang unik. Salah satu tradisi yang menarik untuk dipelajari adalah tradisi larung ari-ari, sebuah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Surabaya untuk merayakan kelahiran bayi.


Tradisi ini sudah ada sejak lama dan masih terus dilestarikan hingga saat ini. Larung Ari-ari dilakukan dengan melemparkan bunga ke sungai atau laut sebagai bentuk ungkapan rasa syukur atas kelahiran bayi.


Larung Ari-ari biasanya dilakukan oleh keluarga, teman, dan kerabat dekat bayi yang baru lahir. Tradisi ini dilakukan pada hari ke-7 setelah kelahiran bayi. Pada hari tersebut, keluarga dan kerabat dekat bayi akan berkumpul di tepi sungai atau laut untuk melaksanakan tradisi Larung Ari-ari.


Sebelum tradisi dimulai, mereka akan mempersiapkan bunga-bunga yang akan dilemparkan ke sungai atau laut. Bunga-bunga tersebut biasanya berwarna-warni dan indah, sebagai simbol keindahan dan kebahagiaan atas kelahiran bayi. Setelah persiapan selesai, mereka akan membaca doa dan mengumandangkan takbir sebagai tanda dimulainya tradisi Larung Ari-ari.


Setelah itu, keluarga dan kerabat dekat bayi akan memasuki perahu yang telah disiapkan. Perahu tersebut biasanya dihias dengan bunga-bunga sebagai bentuk penghormatan kepada bayi yang baru lahir. Setelah itu, mereka akan memasuki sungai atau laut dan mulai melemparkan bunga ke air sebagai simbol rasa syukur atas kelahiran bayi.



Tradisi Larung Ari Ari (sumber: cnbc)


Simbol Tradisi Larung Ari-ari

Larung Ari-ari bukan hanya sekedar tradisi yang dilakukan sebagai bentuk perayaan kelahiran bayi, namun juga memiliki makna dan simbol yang mendalam. Beberapa makna dan simbol dari Larung Ari-ari antara lain:


  1. Simbol Kebahagiaan dan Rasa Syukur

Larung Ari-ari merupakan simbol kebahagiaan dan rasa syukur atas kelahiran bayi. Melemparkan bunga ke sungai atau laut merupakan bentuk ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas anugerah kelahiran bayi.


  1. Simbol Keindahan dan Kesejukan Alam

Larung Ari-ari juga merupakan simbol keindahan dan kesejukan alam. Melemparkan bunga ke sungai atau laut merupakan bentuk penghormatan kepada alam dan juga sebagai bentuk penghargaan atas keindahan alam yang telah diberikan oleh Tuhan.


  1. Simbol Keharmonisan dan Persatuan

Larung Ari-ari juga merupakan simbol keharmonisan dan persatuan. Tradisi ini dilakukan bersama-sama oleh keluarga dan kerabat dekat bayi sebagai bentuk persatuan dan keharmonisan dalam keluarga.


  1. Simbol Pengorbanan dan Kesabaran

Larung Ari-ari juga merupakan simbol pengorbanan dan kesabaran. Proses persiapan dan pelaksanaan tradisi ini memerlukan pengorbanan waktu dan tenaga, serta kesabaran dalam menyiapkan segala sesuatunya dengan baik.


Dalam keseluruhannya, Larung Ari-ari merupakan tradisi yang sangat unik dan memiliki nilai-nilai yang sangat penting bagi masyarakat Surabaya.


Prosesesi Larung Ari-ari

Larung ari-ari biasanya dilakukan di tempat-tempat tertentu yang dianggap sakral, seperti di muara sungai atau di tengah laut. Sebelum melaksanakan tradisi ini, orang tua atau keluarga dekat biasanya mengundang seorang dukun atau pemangku adat untuk melakukan doa dan ritual khusus.


Prosesi Larung Ari-ari dimulai dengan persiapan bunga-bunga yang akan dilemparkan ke sungai atau laut. Bunga-bunga yang digunakan biasanya adalah bunga-bunga segar, seperti bunga mawar, melati, anggrek, dan bunga-bunga lainnya yang indah. Bunga-bunga tersebut kemudian diikat dengan tali dan dibentuk menjadi karangan bunga.


Setelah bunga-bunga selesai dipersiapkan, keluarga dan kerabat dekat bayi yang baru lahir akan berkumpul di tepi sungai atau laut pada hari ke-7 setelah kelahiran bayi. Mereka biasanya mengenakan pakaian yang sopan dan memakai baju adat, serta membawa karangan bunga yang sudah disiapkan sebelumnya.


Sebelum tradisi dimulai, mereka akan membaca doa dan mengumandangkan takbir sebagai tanda dimulainya prosesi Larung Ari-ari. Setelah itu, mereka akan naik ke perahu yang telah disiapkan, yang biasanya dihias dengan bunga-bunga sebagai bentuk penghormatan kepada bayi yang baru lahir.


Keluarga dan kerabat dekat bayi kemudian akan berkeliling di atas perahu di sekitar sungai atau laut, sambil melemparkan karangan bunga ke air. Melemparkan bunga ke air dilakukan secara bergantian oleh seluruh anggota keluarga dan kerabat dekat bayi sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur atas kelahiran bayi.


Selama proses berlangsung, biasanya ada musik tradisional yang mengiringi prosesi ini. Musik tradisional tersebut biasanya dimainkan dengan alat musik seperti rebana, gendang, dan gong. Suara musik yang menghentak-hentak ini menjadi semacam pengiring untuk para pelaut yang sedang melaut untuk menemukan jalan pulang.


Setelah prosesi selesai, keluarga dan kerabat dekat bayi akan turun dari perahu dan kembali ke tempat awal di tepi sungai atau laut. Mereka kemudian akan melanjutkan perayaan dengan makan bersama dan saling berbagi kebahagiaan atas kelahiran bayi.


Prosesi Larung Ari-ari ini merupakan tradisi yang sangat kental dengan unsur keagamaan dan budaya masyarakat Surabaya. Tradisi ini juga menjadi salah satu cara untuk menjaga keharmonisan dan persatuan antar keluarga, serta sebagai bentuk ungkapan rasa syukur dan penghormatan kepada Tuhan atas kelahiran bayi.


Sebagai bentuk pelestarian budaya, prosesi Larung Ari-ari harus tetap dilestarikan dan dijaga keberlangsungan tradisinya. Masyarakat Surabaya harus terus mengajarkan dan memperkenalkan tradisi ini kepada generasi muda agar nilai-nilai yang terkandung dalam prosesi ini tidak hilang dan terus menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Surabaya.


Jika Kamu ingin mengetahui lebih jauh tentang tradisi larung ari-ari, Kamu bisa mengunjungi Surabaya pada saat momen kelahiran bayi di masyarakat Surabaya. Selain bisa menyaksikan langsung prosesi tradisi ini, Kamu juga bisa menikmati berbagai kuliner khas Surabaya yang lezat dan menggugah selera. Salah satu kuliner yang dapat Kamu cicipi adalah Lapis Kukus Pahlawan.


Lapis Kukus Pahlawan Surabaya merupakan kue lapis kukus yang memiliki cita rasa yang sangat khas dan lezat. Kue ini terbuat dari bahan-bahan berkualitas, seperti daun pandan segar yang memberikan aroma dan rasa yang khas pada kue. Selain daun pandan, bahan-bahan lain yang digunakan dalam pembuatan Lapis Kukus Pahlawan Surabaya adalah tepung terigu , gula, telur, dan santan.


Kelebihan lain dari Lapis Kukus Pahlawan Surabaya adalah daya tahannya yang cukup lama , sehingga cocok dijadikan sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ke rumah. Kue ini juga mudah ditemukan di toko oleh-oleh dan pusat oleh-oleh di kota Surabaya, sehingga dapat dengan mudah didapatkan oleh wisatawan atau penduduk lokal.