WISATA | 08 NOV 2021

Mengenal Asal Usul Kata ‘Suroboyo Wani’


Suroboyo Wani - Jika kamu berkunjung ke Surabaya kamu akan banyak menemukan tulisan atau kata-kata ‘Suroboyo Wani’. Apalagi bagi fans militan Persebaya, kata-kata ‘Suroboyo Wani’ ini sering kali diserukan. 



Pada tahun 2020 lalu, kata-kata Suroboyo Wani ini dipakai untuk program pemerintah Kota Suroboyo yaitu, Kampung Wani Jogo Suroboyo. Program ini bertujuan untuk menggerakan masyarakat bahwa Surabaya Berani menghadapi Covid-19. Kampung Wani Jogo Suroboyo ini diterapkan di seluruh RW se-Kota Surabaya. 


Lalu, apa sebenarnya makna dari Suroboyo Wani ini? Pada dasarnya arti dari Suroboyo Wani, adalah Surabaya Berani. Wani dalam Bahasa Jawa ini diartikan sebagai berani. Penasaran bagaimana asal muasal Suroboyo Wani ini? Di bawah ini adalah cerita asal-usul ‘Suroboyo Wani’ yang sering diserukan oleh orang Surabaya. 


Pertempuran besar pada tanggal 26 Oktober 1945




Jiwa berani orang-orang Surabaya ini tidak luput dari cerita di masa lampau yaitu, adanya pertempuran besar pada tanggal 26 Oktober 1945. Pada saat itu Inggris yang awalnya ditolak untuk masuk ke Surabaya, namun pada tanggal tersebut di sore hari tentara Inggris berhasil masuk bahkan membangun pos-pos pertahanan yang lengkap dengan persenjataan. Di sinilah, rakyat Surabaya sangat tidak diterima dan terjadi pertempuran besar di mulai tanggal tersebut, antara tentara Inggris dan rakyat surabaya yang penuh keberanian. 


Bung Tomo yang mengobarkan semangat arek-arek Suroboyo




Saat berhasil memukul mundur pasukan Inggris, Presiden Soekarno dan Bung Hatta datang ke Surabaya pada tanggal 30 Oktober 1945 untuk membuat kesepakatan bersama. Namun, rupanya para pemuda Surabaya tidak percaya dan tetap terjadi pertempuran hingga menewaskan Brigadir Jenderal Mallaby di Jembatan Merah Surabaya. Hal ini yang membuat marah tentara Inggris. Namun dengan keberanian rakyat Surabaya, mengerahkan semua kekuatan untuk maju berperang dengan berbekal bambu runcing dan jiwa wani (berani), juga semangat yang berkobar dari Bung Tomo yang menyerukan: merdeka atau mati. 


Seruan “Suroboyo Wani” hingga sekarang


Dari fakta inilah Surabaya mendapatkan gelar sebagai Kota Pahlawan. Kini, arek-arek Suroboyo menyerukan ‘Suroboyo Wani’ karena jiwa-jiwa berani ini lah yang diwarisi dari para leluhur yang berani berperang melawan penjajah. Karakter orang Surabaya menjadi orang yang tegas dan pemberani (wani) sampai sekarang masih diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 


Arti Kata Wani



Wani diartikan sebagai berani yang merupakan jiwa petarung, sekaligus pemberani menghadapi persoalan meskipun tergolong bonek (bondho nekat) atau diartikan sebagai tekad tinggi. Kalimat ini sering diucapkan oleh arek-arek Suroboyo yang terbiasa menghadapi sesuatu hal dan menyelesaikan resiko yang dihadapi sesuai berjalannya waktu, termasuk dalam hal kepemimpinan. Meski memiliki jiwa-jia pemberani, arek-arek Suroboyo juga memiliki karakter rasional menerima perbedaan melalui kebiasaan musyawarah atau biasa disebut dengan rembukan. 


Itu lah asal-usul kata Suroboyo wani yang sering diucapkan oleh orang-orang Surabaya. Ternyata di balik sebuah kata ada fakta akan semangatnya para leluhur pahlawan dari Surabaya yang gagah berani melawan penjajahan. Fakta-fakta ini juga bisa kamu jumpai di beberapa museum di Surabaya, dan juga ikon-ikon Kota Surabaya seperti, patung Bambu Runcing yang menjadi representasi senjata arek-arek Suroboyo dalam melawan penjajahan. Jika kamu tertarik untuk berwisata sejarah, kamu bisa datang ke Surabaya!


Setelah puas berwisata sejarah, jangan lupa untuk membawa buah tangan untuk keluarga tercinta. Tentunya jawaban yang pas untuk melengkapi perjalananmu adalah membawa buah tangan Lapis Kukus Pahlawan.