WISATA | 21 MAY 2022

Nantikan Buka Puasa dengan Bermain Permainan Tradisional Jawa Timur Ini

Ngabuburit menantikan adzan magrib atau jam berbuka adalah hal yang biasa dilakukan oleh kaum Muslim di bulan Ramadhan. Jika Anda bosan dengan aktivitas ngabuburit yang kurang bervariasi, coba lakukan permainan tradisional Jawa Timur bersama teman atau keluarga. 

Tak harus selalu anak-anak, siapa pun bisa ikut bermain jika tertarik melakukannya. Berikut kami bagikan 5 permainan tradisional Jawa Timur yang bisa dimainkan sambil menunggu waktu jam berbuka.

Baca juga: Tips Parenting di Masa Pandemi, Buat Orangtua Baru

Cublak-cublak Suweng

Foto oleh @lollypoppreschooljakarta


Cublak-cublak Suweng merupakan permainan tradisional asli milik Jawa Timur yang biasanya diiringi lagu cublak-cublek Suweng selama permainan. Sebanyak 3 sampai 5 anak duduk mengelilingi pemain yang menjadi Pak Empo. Pak Empo atau pemain yang duduk di tengah disuruh menebak dan mengetahui di mana ada anak yang memindahkan letak biji atau kerikil yang dipindahkan dari satu telapak tangan ke telapak tangan lain. 

Setelah lagu terhenti, kedua telapak tangan pemain harus terlihat tertutup dan seolah-olah menggenggam menyembunyikan biji atau kerikil itu sambil menggerak-gerakkan tangan. Pak Empo bangun dan harus menebak di mana posisi biji atau kerikil disembunyikan. 

Benteng-bentengan

Foto oleh @johnmantofa 


Permainan tradisional Jawa Timur ini dimainkan oleh dua kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 4 sampai 10 pemain. Setiap kelompok ada yang memiliki sisi menjadi ‘benteng’, bisa berupa tiang, pohon, atau tembok. Lahan yang luas juga dibutuhkan sebagai area bermain. 

Tiap anggota kelompok memiliki peran dalam bermain bentengan. Ada yang menyerang, pemain bertahan, dan pengalih. Tujuan utama dari permainan ini adalah menyentuh benteng lawan dan berusaha menyentuh pemain yang berada di balik benteng. Kemenangan dapat diraih dengan menangkap seluruh anggota lawan.

Lompat Karet

Foto oleh @mi_multazam 


Meski permainan ini bukan asli dari Jawa Timur, namun permainan ini cukup populer dan sering dimainkan oleh anak-anak perempuan. Untuk main lompat karet dibutuhkan setidaknya 3 orang pemain. Dua orang bertugas memegang karet yang menyerupai tali. Lalu, karet tersebut akan dilompati oleh pemain lainnya. Semakin ramai, maka permainan lompat karet semakin seru. 

Patil Lele

Foto oleh @londokampung 


Patil lele biasanya dimainkan oleh anak laki-laki, karena membutuhkan kecepatan dan ketangkasan dalam melempar dan menangkap bambu. Dibutuhkan 2 batang bambu dengan ukuran yang berbeda, bambu pertama berukuran 30 cm dan bambu kedua harus lebih pendek dari bambu pertama. Ujung bambu dipukul hingga naik ke atas agar mencapai target yang ingin dicapai. 

Congklak

Foto oleh @adiwdas 


Di Jawa Timur, permainan congklak biasa disebut dengan congklak, dakon, dhakon, atau dhakonan. Anda bisa menggunakan cangkang kerang, biji-bijian, tumbuh-tumbuhan, dan batu yang berukuran kecil sebagai biji congklak. 

Dibutuhkan pula papan berlubang sebagai tempat menampung biji. Pada papan congklak, terdapat 16 lubang dalam keseluruhan yang terdiri atas 14 lubang kecil yang saling berhadapan dan 2 lubang besar terdapat di kedua sisinya. 

Permainan dianggap selesai bila tidak ada biji lagi yang dapat diambil, karena seluruh biji ada di lubang besar kedua pemain. Pemenangnya adalah pemain yang mengumpulkan biji terbanyak.

Ajak teman atau keluarga Anda supaya permainan semakin seru dan puasa pun jadi tidak terasa. Jangan lupa beli Lapis Kukus Pahlawan khas Surabaya sebagai pelengkap hari. Lapis kukus pahlawan tersedia dalam berbagai macam rasa, mulai dari yang manis seperti coklat sampai yang asin seperti keju. Yuk, pesan Lapis Kukus Pahlawan sekarang untuk camilan buka puasa!