Artikel
Museum De Javasche Bank Surabaya: Keistimewaan, Aktivitas Menarik, Lokasi dan Fasilitasnya
Jika pengunjung merasa jenuh dengan destinasi alam, urban travel atau wisata kota bisa menjadi alternatif yang menarik. Tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk mengeksplorasi keindahan sudut-sudut kota. Salah satu pilihan menarik adalah mengunjungi Museum De Javasche Bank di Surabaya, tempat di mana pengunjung dapat menghabiskan liburan sambil belajar tentang sejarah. Ingin mengetahui lebih lanjut tentang daya tarik istimewa museum bersejarah ini? Simak ulasan berikut ini.
Salah satu aspek menarik dari urban travel adalah kesempatan untuk menghayati sejarah kota dan cagar budayanya. Hal ini dapat pengunjung rasakan saat menjelajahi Surabaya, sebuah kota yang telah meninggalkan jejak-jejak bersejarah dari masa kolonial. Ini tercermin dalam bangunan Museum De Javasche Bank yang arsitekturnya menyerupai gedung-gedung Belanda pada masa lalu.
Gedung bersejarah ini dibangun pada tahun 1829 dan berfungsi sebagai bank sentral Hindia Belanda. Pada era kolonial, bank sentral tersebut berbasis di Batavia (Jakarta), sementara di Surabaya berperan sebagai cabang regional. Setelah kemerdekaan Indonesia, bangunan ini direstorasi dan menjadi gedung Bank Indonesia. Inilah yang membuat banyak orang menganggap DJB sebagai cikal bakal dari bank sentral ini.
Sejak dibuka tahun 2012, Museum De Javasche Bank diakui oleh pemerintah setempat sebagai cagar budaya. Mengusung konsep gaya arsitektur Neo-Renaissance, gedung ini telah menjadi destinasi wisata yang populer. Di dalamnya terdapat sejumlah artefak sejarah, seperti mata uang zaman dulu, mesin pencetak uang, serta gambaran tentang ekonomi Indonesia di masa lalu.
Keistimewaan Museum De Javasche Bank
Kunjungan ke gedung ini seakan membawamu menyusuri warisan arsitektur terbaik. Bangunan ini, sebagai peninggalan masa kolonial, telah mengalami sedikit perubahan di beberapa bagian. Meskipun begitu, kesan arsitektur Belanda yang dicampur dengan elemen modern tetap terasa. Inilah yang membuat gaya gedung menjadi unik dan menarik bagi para penggemar wisata sejarah.
Sesampainya di sana, pengunjung akan dihadapkan dengan pemandangan pilar-pilar klasik yang menjulang tinggi. Tiang-tiang ini tegak berdiri, mempertahankan gaya arsitektur Eropa yang kuat. Bangunan ini didominasi oleh warna putih dengan sentuhan keramik motif klasik, memberikan kesan klasik. Meskipun masih mempertahankan desain aslinya, beberapa pilar telah direnovasi.
Berpindah ke lantai dua, pengunjung akan menemui ruangan yang luas dengan daya tarik khusus dari pilar-pilarnya. Pencahayaan dari lampu gantung klasik menambahkan kesan nostalgia di sekitarnya. Ruangan ini juga dipenuhi dengan foto-foto yang menggambarkan sejarah perbankan. Banyak pengunjung memanfaatkannya sebagai inspirasi untuk mengambil foto bergaya vintage.
Tak jauh dari ruangan di lantai dua, terdapat tangga besi yang mengarah ke lantai tiga. Tangga ini hampir seluruhnya dilapisi dengan warna coklat, paduan sempurna dengan arsitektur ruangan berwarna putih. Pegangan tangga terbuat dari kayu dengan ornamen garis-garis, menciptakan nuansa vintage yang kuat. Tak heran jika ini menjadi salah satu spot favorit pengunjung. Namun, disarankan untuk berjalan perlahan saat naik tangga untuk menghindari suara langkah yang terlalu bising.
Tiba di lantai tiga, pengunjung akan disambut oleh jendela besar berbentuk persegi panjang yang dilengkapi dengan teralis besi yang kokoh. Ornamen ukiran kecil di sudut jendela menambah sentuhan artistik. Jendela ini cocok untuk pengunjung yang ingin mengambil foto dengan siluet unik, karena cahaya luar yang memancar masuk.
Di ruangan lainnya, pengunjung dapat melihat bekas area kerja teller ketika De Javasche Bank masih beroperasi. Ruangan kerja teller ini didesain dengan pengamanan ekstra oleh pemerintah kolonial. pengunjung akan menemui ruangan dengan dinding kayu bersekat yang dikelilingi oleh jaring besi yang kokoh. Desain sekat ini menjadi daya tarik bagi para penggemar fotografi.
Tidak ketinggalan, pintu dorong klasik dari besi dan baja menjadi ciri khas Museum De Javasche Bank. Dari sebagian bangunan yang telah direnovasi, hanya pintu ini yang mempertahankan keasliannya. Pintu besi ini pertama kali dibuat pada awal abad 1900-an, dan hingga kini tetap berdiri teguh. Ornamen teralis besi menjulang sepanjang pintu dorong ini.
Museum De Javasche Bank menampilkan berbagai dokumentasi seputar dunia perbankan. pengunjung dapat mempelajari sejarah sebelum gedung ini diubah menjadi Bank Indonesia. Tersedia juga gambaran tentang pembuatan uang pertama kali dan peredaran uang di masyarakat. Tak ketinggalan, koleksi mata uang zaman dulu hingga kini juga dapat dilihat di dalam museum ini.
Aktivitas Menarik yang Dapat Dilakukan di Museum De Javasche Bank
Menelusuri Sejarah Perbankan Indonesia
Pada awalnya dibangun pada tahun 1892, museum ini merupakan gedung De Javasche Bank. Setelah kemerdekaan, gedung ini bertransformasi menjadi Bank Indonesia. Kemudian pada tahun 2012, gedung ini diresmikan sebagai cagar budaya kota Surabaya. Cerita lengkap mengenai sejarah dan perubahan nama bangunan ini dapat ditemukan dalam dokumentasi yang dipamerkan di dalam museum.
Pengunjung memiliki kesempatan untuk melihat perkembangan mata uang dari masa Hindia Belanda hingga era reformasi. Baik jenis mata uang kertas maupun logam, semuanya dipajang di sini untuk dilihat dengan jelas. Penjelasan juga diberikan mengenai sejarah mata uang rupiah, mulai dari era pertukaran barang hingga saat ini yang sudah mengenal transaksi uang. Hal ini pastinya akan memperluas pemahaman tentang sejarah perbankan.
pengunjung akan terkesan oleh koleksi mesin-mesin perbankan dari berbagai periode. Termasuk mesin penyortir uang, mesin pemotong kertas lama, hingga mesin pencetak mata uang. Sebagian besar mesin masih dalam kondisi utuh, walaupun ada yang sudah mengalami kerusakan. Kumpulan mesin-mesin ini memberikan nuansa nostalgia dan sarat akan nilai-nilai sejarah.
Di samping setiap mesin yang dipamerkan, tersedia penjelasan singkat. Selain menikmati keunikan benda-benda sejarah ini, pengunjung dapat memahami fungsi dan manfaat dari mesin-mesin tersebut. Dengan demikian, kunjungan ke museum ini tidak hanya sekadar liburan untuk menyegarkan pikiran, tetapi juga memberikan pengetahuan baru yang berharga.
Eksplorasi Ruang Museum
Gedung museum ini terdiri dari tiga lantai dengan beberapa ruangan yang berbeda. Lantai satu menampilkan ruang koleksi mata uang lama, konservasi, dan warisan budaya. Lantai dua memiliki ruang yang sebelumnya digunakan untuk layanan perbankan, termasuk ruang teller. pengunjung juga akan menemukan ruang tunggu dan pintu putar klasik yang masih berfungsi di lantai ini.
Sementara itu, lantai tiga memiliki ruangan luas dengan jendela-jendela besar. pengunjung dapat mengambil foto selfie di sini dengan latar belakang jendela klasik yang menawan. Lantai dua juga menawarkan ruangan serupa dengan pajangan koleksi milik DJB di dindingnya. pengunjung bebas berkeliling di seluruh ruangan museum perbankan ini, sambil menikmati arsitektur bangunan bergaya Eropa Klasik.
Berburu Spot Foto
Museum De Javasche Bank memiliki arsitektur Neo-Renaissance yang unik dan menarik. Ini menjadikan bangunan ini sebagai tempat yang cocok untuk mengambil foto-foto menarik ala Instagram, terutama dengan sentuhan vintage yang khas. Bukan hanya tampilan eksterior bangunan saja, tetapi juga bagian dalamnya mengusung konsep yang sama. Oleh karena itu, tak mengherankan jika museum ini sering menjadi tujuan favorit para penggemar fotografi.
Lokasi dan Rute Menuju Destinasi
Gedung peninggalan Belanda yang memiliki nilai sejarah tinggi ini berada di Jalan Garuda No. 1 Krembangan Selatan, Surabaya, Jawa Timur. Keberadaannya mudah ditemukan karena berdekatan dengan Jembatan Merah Plaza. Akses jalan menuju lokasi dapat diakses dari berbagai arah dan dilalui oleh berbagai jenis angkutan umum. Dengan begitu, pengunjung tidak akan kesulitan mencari lokasi wisata yang menarik ini.
Bagi pengunjung yang datang dari luar kota, Kamu dapat memilih naik kereta api dan turun di Stasiun Surabaya Kota. Jarak antara stasiun dan museum lebih dekat dibandingkan jika pengunjung datang dari bandara, di mana pengunjung perlu naik taksi terlebih dahulu. Setibanya di stasiun, pengunjung dapat melanjutkan perjalanan menuju museum menggunakan angkutan umum dengan tujuan DJB. Alternatif lainnya adalah memesan kendaraan daring menuju destinasi museum wisata ini.
Untuk masuk ke dalam museum, tidak ada biaya yang dibebankan kepada pengunjung, alias gratis. Namun, pengunjung akan dikenakan biaya retribusi parkir sebesar sekitar 3 ribu rupiah untuk motor, sedangkan mobil dan bus akan dikenai biaya 5 ribu rupiah. Sebelum memasuki area museum, pengunjung akan diminta mengisi buku tamu yang letaknya berdekatan dengan meja informasi. Museum ini dapat dikunjungi setiap hari mulai pukul 09.00 hingga 16.00 WIB.
Fasilitas yang Tersedia di Museum De Javasche Bank
Ketika memasuki pintu masuk museum, pengunjung akan menemukan meja informasi yang dapat pengunjung manfaatkan untuk bertanya mengenai detail museum. Selain itu, tersedia juga fasilitas kamar mandi terpisah untuk laki-laki dan perempuan, yang dijaga dengan kebersihan dan kenyamanan untuk keperluan buang air.
Jika pengunjung membutuhkan panduan selama kunjungan, pemandu wisata sejarah juga tersedia. Mereka dapat membantu untuk memahami lebih dalam tentang sejarah perbankan di Indonesia. Bahkan, mereka dengan senang hati dapat membantu pengunjung dalam pengambilan foto di area museum.
Surabaya bukan hanya dikenal sebagai kota industri, melainkan juga memiliki sejarah perjuangan yang signifikan pada masa kolonial. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika Surabaya dijuluki Kota Pahlawan. Bangunan gaya Eropa ini, yaitu Museum De Javasche Bank, menjadi destinasi wisata yang menarik untuk memahami sejarah perbankan Indonesia. Dengan menggabungkan pembelajaran, liburan, dan kegiatan berburu foto, museum ini telah menjadi daya tarik bagi para wisatawan.
Setelah menghabiskan waktu untuk belajar sejarah di museum ini, ada cara yang sempurna untuk melengkapi pengalamanmu yakni dengan menikmati Lapis Kukus Pahlawan. Mencicipi Lapis Kukus Pahlawan setelah berkunjung ke Museum De Javasche Bank Surabaya adalah cara yang sempurna untuk menambahkan sentuhan manis pada pengalaman wisatamu.
Jadi, jika Kamu merencanakan perjalanan wisata ke Surabaya, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi salah satu tempat Lapis Kukus Pahlawan yang terkenal. Rasakan kelezatan makanan tradisional ini dan tambahkan sentuhan manis pada pengalamanmu yang tak terlupakan di Surabaya. Selamat menikmati rek!