Artikel
5 Pilihan Wisata Religi Berbagai Agama di Surabaya, Apa Saja?
Kota Surabaya tidak hanya dikenal sebagai kota metropolitan yang menjadi sebuah sentra perdagangan internasional di wilayah timur Jawa. Sebagai ibu kota Provinsi Jawa Timur, Surabaya memiliki penduduk yang dari berbagai macam agama mulai dari Islam, Hindu, Katolik, Protestan, Kong Hu Chu, dan Buddha. Mayoritas penduduk Surabaya menganut agama Islam sebanyak 85.5%, sedangkan 12.8% Kristen, Budha 1.42%, Konghucu 0.02% dan Hindu 0.25%.
Hal ini sudah terekam sejak masa Kerajaan Majapahit hingga Kolonialisme. Banyak pedagang asal Cina, Arab-Gujarat, India, dan Melayu yang menetap dan berkeluarga hingga turun temurun. Surabaya adalah rumah bagi beragam etnis dan budaya. Orang-orang dari berbagai suku dan agama hidup berdampingan di sini, menciptakan keragaman budaya yang unik.
Dari masing-masing agama tersebut, tentu saja memiliki icon tempat ibadah di masing-masing daerah yang juga bisa dijadikan sebagai tempat wisata religi. Wisata religi adalah jenis wisata yang berkaitan dengan tempat-tempat suci dan keagamaan. Kamu bisa mempelajari dan menghargai keagamaan dan kepercayaan dari budaya yang berbeda.
Kali ini CakMin akan memberikan informasi seputar wisata religi berbagai agama di Surabaya. Kunjungan ke beragam tempat suci seperti, masjid, gereja, kuil, pura, dsb, bisa menjadi pengalaman wisata tersendiri. Simak beberapa ulasan wisata religi a la CakMin yo Rek!
Masjid Al Akbar
Sumber: TV One News
Berada di area seluas 22.300 meter persegi, Masjid Al-Akbar Surabaya merupakan masjid nasional terbesar di Jawa Timur. Masjid ini memiliki ciri khas kubah vertikal berukuran besar, empat kubah kecil berwarna biru dan menara setinggi 99 meter. Tidak hanya itu, terdapat pula 45 pintu dengan kaligrafi indah serta mihrab dengan nuansa emas.
Masjid ini diresmikan pada tanggal 10 November 2000, oleh Presiden Gus Dur. Pembangunan masjid ini memakan waktu sekitar lima tahun, sejak dimulainya peletakan batu pertama pada 1995. Masjid ini mampu menampung hingga 60 ribu jamaah. Sehingga dinobatkan sebagai masjid terbesar kedua setelah Masjid Istiqlal di Jakarta.
Perpustakaan masjid memiliki koleksi sekitar tiga ribu buku dan kitab. Kamu bisa menikmati keindahan area sekitar dari ketinggian 99 meter, dengan menggunakan lift yang tersedia. Terdapat poliklinik, klinik bekam, serta sekolah di area masjid. Saat ramadhan, masjid ini sering digunakan untuk berbagai acara dan kegiatan keagamaan serta terdapat banyak kuliner lezat di area masjid.
Masjid ini buka setiap hari selama 24 jam sehingga kamu bisa sewaktu-waktu datang kesini. Kamu bisa beribadah, beristirahat sejenak, dan selanjutnya berfoto di area sekitar masjid.
Lokasi: Jl. Masjid Al-AkbarTimur No.1, Pagesangan, Kec. Jambangan, Surabaya.
Graha Bethany Nginden
Sumber: Surabaya Tourism
Gereja Graha Bethany (juga disebut Bethany Church of God) merupakan gereja terbesar se-Asia Tenggara. Gereja ini mampu menampung sekitar 35 ribu jemaat, dan sudah mempunyai pengikut sekitar 160 ribu jemaat. Gereja ini didirikan oleh Pendeta Abraham Alex Tanuseputra pada tahun 1978. Namun, baru secara resmi diakui oleh Pemerintah pada 17 Januari 2003.
Gereja ini buka setiap hari mulai pukul 06.00 WIB hingga 19.00 WIB. Gereja menyediakan berbagai pelayanan jemaat seperti; konseling pranikah, baptisan, penyerahan anak, dan pelayanan kematian. Selain itu, terdapat pula ibadah generasi berupa sekolah minggu, teens serta cornerstone.
Fasilitas yang disediakan oleh Gereja Graha Bethany sangat lengkap. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan jemaatnya yang sangat banyak. Fasilitas sound system, alat musik/mixer, LED, AC dan lainnya yang merupakan kualitas terbaik di Indonesia. Terdapat pula wedding chapel, kolam baptis, serta lahan parkir yang sangat luas untuk menampung jumlah jemaat yang besar.
Lokasi: Jalan Nginden Intan Timur I No.29, Nginden Jangkungan, Kec. Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur 60118
Klenteng Sanggar Agung
Sumber: Kompas
Klenteng Sanggar Agung dibangun pada tahun 1978 dan awalnya bernama Kwan Kong Bio. Sempat dipindahkan sebanyak tiga kali sampai pada akhirnya tahun 1999, dibangun ulang dan dinamakan Klenteng Sanggar Agung atau Klenteng Hong San Tang.
Klenteng Sanggar Agung merupakan tempat peribadatan umat Tri Dharma; Tao, Budha, dan Konghucu. Klenteng ini juga menjadi tempat rujukan bagi orang-orang yang hendak nyekar leluhur mereka, terutama yang dikremasi.
Daya tarik pada Klenteng ini, terdapat patung Kwan Im setinggi 18 meter di sisi timur bangunan. Kemudian, gerbang langit di bawah kaki patung Kwan Im dijaga oleh sepasang Naga Surgawi setinggi 6 meter. Tidak hanya bangunan yang indah, klenteng ini juga terdapat hutan bakau. Hutan bakau ini merupakan habitat alami hewan-hewan, seperti burung bangau, kepiting, burung gereja, dan ikan gelodok.
Klenteng ini dapat Kamu kunjungi setiap hari mulai pukul 07.00 WIB sampai 20.00 WIB. Harga tiket yang dibanderol pun sangat murah, yaitu hanya Rp 2.500. Tempat parkir sangat luas dan toiletnya juga terbilang bersih. Tempat ini sangat cocok untuk dijadikan wisata keluarga.
Lokasi: Kenjeran Park, Jl. Sukolilo No.100, Sukolilo Baru, Kec. Bulak, Surabaya.
Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria
Sumber: Blogspot
Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria lebih sering disebut sebagai Gereja Kepanjen oleh masyarakat. Gereja ini diresmikan pada tanggal 5 Agustus 1900. Gereja ini memiliki desain bangunan khas gereja-gereja di Eropa yang indah dan menawan.
Kamu akan disambut dengan ruangan megah saat memasuki bangunan gereja. Pilar-pilar menjulang setinggi 12meter. Konon katanya, pondasi gereja ini terbuat dari 799 tiang kayu galam dengan kedalaman 15m. Kaca mozaik warna-warni membentuk gambar perjalanan Kristus dan murid-Nya, akan memberikan kesan religius. Selain ruang utama gereja, di dalam area juga terdapat ruang doa di sisi kiri bangunan utama untuk berdoa dan kantor gereja.
Kebersihan seluruh area gereja sangat terjaga. Fasilitas-fasilitas pendukung pun sangat lengkap demi memenuhi kekhusyukan peribadatan umat gereja. Kamu juga bisa berfoto-foto di area gereja ini. Yang pasti, jangan sampai kegiatan wisata mu mengganggu jemaat yang sedang berdoa.
Lokasi: Jl. Kepanjen No.4-6, Krembangan Sel., Kec. Krembangan, Surabaya, Jawa Timur 60175
Pura Agung Jagat Karana
Sumber: Surabaya Tourism
Pura Agung Jagat Karana Surabaya merupakan tempat ibadah umat hindu yang ramai dikunjungi, baik wisatawan domestik dan/juga asing. Pura ini dibangun pada tahun 1968 dan memiliki nuansa Bali yang kental dan khas. Jam berkunjung ke Pura Agung Jagat Karana ini mulai pukul 07.00 hingga 21.00 WIB.
Menjadi salah satu pilihan destinasi wisata unggulan di Surabaya Utara, kamu akan dimanjakan dengan aneka bunga indah di sepanjang jalan masuk area pura. Terdapat patung Dewi Saraswati berwarna emas yang cantik dan menawan. Pura ini memiliki 3 bangun utama yang terdiri dari Mandala Utama (Jeroan), Mandala Madya (Jaba Tengah), dan Mandala Nista (Jaba Luar).
Area pura ini di antara pemukiman warga, sehingga terkesan tenang dan sunyi. Pura menjadi pusat kegiatan peribadatan umat Hindu. Tidak hanya perayaan Hari Raya Nyepi, peribadatan lain juga dilaksanakan disini, seperti; upacara melasti, tawur panca sata, ngembak geni dan nancep karya.
Lokasi: Jl. Ikan Lumba-Lumba No.1, Perak Bar., Kec. Krembangan, Surabaya, Jawa Timur 60177
Dampak Positif Wisata Religi
Meningkatkan Perekonomian Warga Setempat
Wisata religi bisa memberikan dampak ekonomi yang positif. Wisatawan bisa membeli produk-produk UMKM setempat, baik kuliner ataupun oleh-oleh lainnya. Sehingga perekonomian dan pendapatan warga lokal pun turut meningkat.
Memperluas Wawasan Budaya
Setiap tempat beribadah membawa unsur agama serta budaya masing-masing. Tradisi yang melekat memberikan kesan mendalam tersendiri. Wisata religi mampu memberikan semua pengalaman itu. Tak jarang terjadi sebuah akulturasi budaya sehingga memunculkan sesuatu yang indah.
Meningkatkan Toleransi Antar Umat Beragama
Dengan memahami tata cara peribadatan umat lain dan budaya yang melekat, diharapkan bisa meningkatkan rasa toleransi. Toleransi antar umat beragama hanya bisa dicapai, jika Kamu mampu saling memahami dan menghargai. Perbedaan bukanlah hal yang salah, justru adanya perbedaan adalah untuk saling melengkapi.
Seusai berkeliling mengunjungi berbagai wisata religi, jangan lupa untuk mencicipi Lapis Kukus Pahlawan yo Rek! Lapis Kukus Pahlawan memiliki rasa yang enak dan tekstur yang lembut. Camilan lezat ini sangat mudah dibeli baik secara online atau dengan mengunjungi outlet secara langsung.