Artikel
Asal Usul Surabaya: Legenda Suro dan Boyo
Asal-Usul Surabaya – Surabaya, kota besar yang juga tidak kalah sibuk dengan Ibu Kota Indonesia. Gedung-gedung tinggi sudah jadi tempat hidup warganya.
Khas seperti kota-kota modern di dunia, Surabaya terasa padat dan bising dengan beragam aktivitas warga di dalamnya. Bisnis, tempat hiburan, mall, sarana pendidikan, bahkan taman-taman hijaupun ada di kota ini.
Namun, sebelum semodern ini ada legenda dua penguasa yang jadi asal usul Surabaya. Ya, Suro dan Boyo, ikan hiu dan buaya yang jadi asal usul nama Surabaya.
Asal usul Surabaya bermula dari dua penguasa lautan dan daratan
Asal usul Surabaya bermula dari dua makhluk yang menguasai lautan dan daratan. Ikan hiu dan buaya, dua penguasa yang sama-sama berjaya di lautan dan daratan.
Keduanya terkenal tangkas, kuat, cerdik, berkuasa, dan rakus. Kerakusan Suro (ikan hiu) dan Boyo (buaya) terbukti dari usaha perebutan wilayah kekuasaan mereka.
Mereka saling bersinggungan, sama-sama menolak dan melawan satu sama lain. Bertahun-tahun Suro dan Boyo saling bermusuhan. Tidak ada satupun yang mau mengalah. Kedua penguasa ini sama-sama mempertahankan permusuhannya dalam waktu yang sangat lama.
Lelah berkelahi, Suro dan Boyo mencoba berdamai
Suatu waktu, mereka merasa lelah bermusuhan. Suro menawarkan perdamaian pada Boyo si buaya. Masyarakat di sekitarnya sedikit merasa lega, dua penguasa akan segera berdamai dan hidup mereka akan terasa lebih tenang. Boyo menerima tawaran perdamaian itu.
Suro dan Boyo sepakat untuk memecah wilayah kekuasaan mereka. Suro menguasai wilayah laut dan Boyo menguasai wilayah darat. Pembatasnya adalah pasang surutnya air laut. Perburuan mangsa bisa dilakukan di wilayah kekuasaan masing-masing. Suro tidak boleh lagi memangsa di daratan dan sebaliknya Boyo juga tidak boleh memangsa di lautan. Kesepakatan ini membawa angin segar untuk masyarakat di sekitar. Permusuhan dianggap selesai, kata damai sudah disepakati. Untuk beberapa waktu, baik Suro atau Boyo sama-sama menaati kesepakatan itu.
Satu penguasa berkhianat
Sayang, kepatuhan Suro tidak bertahan lama. Buaya penguasa daratan ini berkhianat pada Boyo. Suro menyelinap ke sungai untuk mencari makan. Permusuhan kembali dimulai. Kata damai sudah tidak lagi jadi kesepakatan.
Pertarungan sengit Suro dan Boyo
Suro menyangkal bahwa ia melanggar kesepakatan. Ia mengakali Boyo dengan mengatakan bahwa sungai juga wilayah kekuasaannya. Boyo tidak terima, sungai adalah daerah kekuasaannya. Wilayah itu ada di daratan, artinya itu berada di bawah kekuasaan Boyo.
Suro yang menawarkan perdamaian malah berkhianat. Keduanya kesal. Pertempuran antara Suro dan Boyo terjadi lagi. Keduanya terlibat pertengkaran sengit. Suro dan Boyo saling membelit dan menggigit. Pertarungan besar ini diabadikan pada lambang Surabaya, kota besar yang namanya berasal dari Suro si ikan hiu dan Boyo si buaya.
Wah, ternyata asal usul Surabaya cukup unik, ya. Ada legenda Suro dan Boyo yang menjadi asal usul nama Ibu Kota Provinsi Jawa Timur ini. Pertarungan Suro dan Boyo bisa kamu lihat dari patung-patung ikan hiu dan buaya yang banyak berdiri di Surabaya. Dua penguasa lautan dan daratan ini sudah diabadikan sebagai logo Kota Pahlawan.
Hampir semua benda khas Surabaya memiliki lambang ikan hiu dan buaya. Begitu juga dengan oleh-oleh khasnya, Lapis Kukus Pahlawan Surabaya. Namanya seperti julukan kota tempat peristiwa 10 November. Lambangnya persis dengan legenda kotanya, Suro dan Boyo. Kalau kamu mampir ke tempat Suro dan Boyo, jangan lupa mampir di outlet Lapis Kukus Pahlawan Surabaya, ya.