Artikel

Pasar Lidah Ndonowati Surabaya: Wisata Belanja Tempo Dulu yang Bikin Nostalgia
Di tengah gemerlap kota metropolitan dan modernisasi Surabaya, masih ada satu sudut yang menawarkan pengalaman berbeda: Pasar Lidah Ndonowati Surabaya. Bukan sekadar tempat berbelanja, pasar ini merupakan wisata pasar tradisional Surabaya yang membawa pengunjung bernostalgia pada suasana desa tempo dulu.
Konsepnya yang lawasan dan autentik tidak hanya mengajak pengunjung bernostalgia, tetapi juga menghidupkan kembali semangat gotong royong dan budaya lokal masyarakat Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri.
Daya Tarik Utama: Suasana Desa di Tengah Kota
Sumber: instagram.com/rizkynuremaliya
Daya tarik utama Pasar Ndonowati Surabaya adalah kemampuannya menghadirkan suasana pedesaan yang otentik di tengah kawasan Surabaya Barat yang kini dikelilingi gedung-gedung modern. Jalan masuknya berupa gang bambu sepanjang kurang lebih 100 meter yang dipenuhi lapak-lapak sederhana milik warga lokal.
Di tengah padatnya kota, tempat ini seperti mesin waktu yang membawa Anda kembali ke masa lalu.
Wisata Kuliner Surabaya Bernuansa Ndeso
Sumber: instagram.com/eyestheticay
Selain suasananya yang khas, Pasar Ndonowati Surabaya juga terkenal sebagai destinasi wisata kuliner Surabaya dengan cita rasa tradisional. Di sini, pengunjung bisa mencicipi berbagai hidangan dan jajanan khas Jawa Timur yang jarang ditemukan di pusat kota.
Beberapa menu andalannya antara lain rujak cingur, sego pecel, soto ayam kampung, nasi rames, hingga lontong kupang. Untuk camilan, tersedia klepon, gethuk, cenil, klanting, wingko, ote-ote, dan tahu gejrot. Semua makanan disajikan menggunakan bahan alami dan wadah ramah lingkungan, seperti daun pisang, batok kelapa, atau tempeh anyaman bambu.
Bagi pencinta minuman tradisional, ada es dawet, beras kencur, sinom, es tebu, hingga teh tubruk. Setiap tegukan menghadirkan rasa yang familiar dan menenangkan, seolah mengingatkan kita pada masa kecil di kampung halaman.
Baca Juga: Rekomendasi Rujak Cingur Enak dan Legendaris di Surabaya yang Wajib Dicoba
Belanja dengan Koin Kayu
Sumber: instagram.com/pasarlidahndonowati
Salah satu hal paling unik dari Pasar Ndonowati Surabaya adalah sistem pembayarannya. Di pintu masuk, pengunjung harus menukarkan uang tunai dengan kepingan kayu atau koin bambu. Satu koin setara dengan dua ribu rupiah, dan hanya koin tersebut yang bisa digunakan bertransaksi di area pasar.
Konsep ini bukan sekadar gimmick, tetapi bentuk edukasi budaya dan cara menciptakan pengalaman yang lebih berkesan. Selain menambah nuansa jadul, sistem ini juga membantu pedagang agar transaksi lebih tertib. Banyak pengunjung, terutama anak-anak dan remaja, merasa antusias mencoba pengalaman belanja dengan koin ini karena jarang ditemukan di tempat lain.
Fasilitas
Walau bernuansa jadul, pengelola tetap memperhatikan kenyamanan pengunjung. Di area pasar terdapat fasilitas pendukung seperti mushola, toilet bersih, tempat cuci tangan, area parkir luas, dan gazebo untuk bersantai.
Pasar ini juga mengusung konsep ramah lingkungan. Pedagang dilarang menggunakan plastik sekali pakai, dan pengunjung dianjurkan membawa tas belanja sendiri. Ke depan, pengelola berencana menambahkan sistem pembayaran digital seperti QRIS tanpa menghilangkan konsep lawasnya, agar pasar tetap relevan di era modern.
Tips Berkunjung ke Pasar Lidah Ndonowati Surabaya
Datang lebih awal untuk menghindari antrean panjang.
Siapkan uang tunai secukupnya untuk ditukar menjadi koin kayu.
Gunakan pakaian nyaman karena area pasar berada di ruang terbuka.
Baca Juga: Tempat Makan Soto Legendaris di Surabaya yang Bikin Ketagihan
Alamat & Jam Buka
Alamat: Jalan Lidah Wetan XI, Kecamatan Lakarsantri, Surabaya
Jam Buka: Sabtu (15.00–22.00 WIB), Minggu (06.00–12.00 WIB)
Bagi Anda yang ingin menikmati sisi lain dari Surabaya, jauh dari kebisingan mal dan gedung tinggi, sempatkan berkunjung ke pasar ini. Rasakan sensasi belanja tempo dulu, kuliner ndeso, dan keramahan warga yang tulus. Pasar Lidah Ndonowati Surabaya bukan hanya tempat berbelanja, melainkan perjalanan waktu menuju masa lalu yang menenangkan.


