Artikel
Peringatan Hari Lahir Pancasila: Ini Sejarahnya
Sejak tahun 2016, Hari Lahir Pancasila di tanggal 1 Juni menjadi hari libur nasional. Penetapan ini bermaksud agar generasi penerus mengingat perjuangan para pendiri bangsa dalam perumusan Pancasila.
Setiap tahun, pemerintah juga menetapkan logo beserta filosofi peringatan hari bersejarah ini. Ingin tahu lebih banyak tentang sejarah Pancasila dan peringatannya tahun ini? Keep scrolling ya, guys.
Sejarah Hari Lahir Pancasila
Sejarah kelahiran Pancasila adalah rangkaian panjang perjuangan para pelopor negara Indonesia. Secara singkat, kita bisa memulainya sejak Jepang kalah di Perang Dunia II dari Sekutu.
Jepang mulai mengalami kemunduran di Perang Pasifik pada akhir tahun 1944. Ditambah lagi, perlawanan Indonesia untuk merdeka semakin gencar. Maka Jepang melalui Jenderal Terauchi berjanji akan memerdekakan Indonesia. Dibentuklah BPUPKI atau Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
BPUPKI diresmikan tanggal 29 April 1945 dan beranggotakan 70 orang, 8 diantaranya adalah perwakilan Jepang. Sidang pertama BPUPKI adalah tonggak perancangan dasar negara Indonesia. Sidang ini berlangsung selama 4 hari dari 29 Mei hingga 1 Juni 1945.
Di hari pertama sidang, ada tiga usulan dasar negara yang disampaikan oleh Mohammad Yamin dan Mr. Soepomo. Namun, belum ada kesepakatan usulan mana yang akan menjadi dasar negara. Hingga akhirnya di sidang hari keempat, tanggal 1 Juni 1945, muncul gagasan Pancasilan dari Ir. Soekarno.
Gagasan Pancasila
Gagasan Pancasila dari Ir. Soekarno awalnya bernama Panca Dharma, lalu atas usulan beberapa pihak nama itu berubah menjadi Pancasila.
Gagasan awal Pancasila saat itu belum berbunyi seperti yang kita kenal saat ini. Melainkan lima asas berupa:
Kebangsaan Indonesia
International atau Perikemanusiaan
Mufakat atau Demokrasi
Kesejahteraan Sosial
Ketuhanan yang Maha Esa
Ternyata, gagasan ini adalah yang paling banyak diterima oleh anggota BPUPKI. Agar pembahasan mengenai Pancasila ini lebih efektif, maka dibentuklah Panitia Sembilan yang beranggotakan:
Ir. Soekarno sebagai ketua
Drs. Moh. Hatta sebagai wakil ketua
Mohammad Yamin (anggota)
Mr. A.A Maramis (anggota)
Mr. Ahmad Soebardjo (anggota)
Kyai Haji Wahid Hasyim (anggota)
Abdulkahar Muzakkir (anggota)
Haji Agus Salim (anggota)
R. Abikoesno Tjokroejoso (anggota)
Panitia Sembilan melanjutkan sidang untuk merumuskan Pancasila lebih dalam lagi, dan menetapkan dasar negara tersebut dalam Piagam Jakarta. Piagam ini ditetapkan pada tanggal 22 Juni 1945.
Isi Piagam Jakarta adalah:
Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Persatuan Indonesia.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Atas usulan beberapa tokoh kemerdekaan, sila pertama diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Kalimat inilah yang menjadi sila pertama Pancasila hingga sekarang.
Pada tanggal 7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan dan berganti menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
Pancasila pun disahkan menjadi dasar negara RI dan dimasukkan ke dalam mukadimah UUD 1945 pada sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945.
Penetapan Hari Lahir Pancasila
Sejak tahun 1964, Presiden Soekarno telah menetapkan tanggal 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila. Namun, saat itu tanggal tersebut belum menjadi libur nasional. Barulah pada tahun 2016 Presiden Joko Widodo menetapkan 1 Juni sebagai hari libur nasional, melalui Keppres No. 24 Tahun 2016. Peringatan kelahiran Pancasila setiap tahun selalu mengusung tema dan logo tertentu. Tahun ini, temanya adalah “Pancasila Jiwa Pemersatu Bangsa Menuju Indonesia Emas 2024”.
Sedangkan logo peringatan adalah “Sandra Taru” atau Pohon Persatuan. Pohon ini diambil dari lambang sila ketiga yaitu pohon beringin. Sandra Taru mencerminkan gotong royong, persatuan, persaudaraan, dan kesetaraan dalam masyarakat Indonesia.
Simbol pohon melambangkan kuatnya persatuan dalam masyarakat, dan burung garuda melambangkan penjagaan yang kokoh. Sementara simbol tunas emas melambangkan usaha menghasilkan generasi penerus yang berkarakter kuat, sehat, dan unggul.
Simbol manusia bergandengan melambangkan gotong royong, dan lingkaran logo melambangkan globalisasi. Logo peringatan ini juga merepresentasikan Indonesia yang hampir mencapai usia emas kemerdekaan. Dengan harapan saat itu Indonesia telah menjadi negara maju dan modern.
Demikianlah penjelasan mengenai sejarah dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara. Serta logo dan filosofi Hari Lahir Pancasila. Semoga bermanfaat.