Artikel
Taman Bungkul: Sejarah, Fasilitas, dan Akses Menuju Lokasi
Setiap wilayah di Indonesia pasti memiliki taman kota atau Ruang Terbuka Hijau Tidak hanya menjadi fasilitas publik taman kota juga dapat menarik para pengunjung dengan berbagai fasilitas yang ditawarkan. Salah satunya adalah Taman Bungkul di Surabaya, Jawa Timur. Menurut sejarahnya, Taman Bungkul dibangun tepat di pusat Kota Surabaya tepatnya di Desa Bungkul. Konon dulunya daerah ini pernah ditempati oleh seorang tokoh masyarakat yang sangat berperan dalam menyebarkan agama islam di Jawa Timur. Karena nama besarnya akhirnya membuat nama gelar tokoh tersebut masih digunakan hingga sekarang.
Baca juga: 7 Pasar di Surabaya untuk Wisata Belanja
Taman Bungkul menyediakan beberapa fasilitas yang baik dan unik, seperti Amphitheater atau tempat duduk melingkar di tengah taman ini bisa digunakan untuk menonton berbagai pertunjukan kesenian dan konser musik. Selain itu, Taman Bungkul juga menyediakan Jogging track, keran air siap minum, skate dan BMX track, playground, sentra pedagang kaki lima, hingga wi-fi gratis. Demi menjaga keamanan para pengunjung, taman ini dilengkapi dengan sistem keamanan dan kamera CCTV.
Taman Bungkul terletak di Jalan Raya Darmo, Wonokromo, Kota Surabaya. Lokasinya sangat strategis dan mudah untuk diakses dari mana saja. Anda dapat berkendara ke Jalan Waru kemudian ke Jalan Jenderal Ahmad Yani dan ke Jalan Raya Wonokromo kemudian ke Jalan Raya Darmo.
Sebelum lebih jauh, Anda dapat melihat artikel ini yang akan membahas mengenai sejarah, fasilitas, dan akses menuju Taman Bungkul.
Sejarah singkat Taman Bungkul
foto oleh madmax_photography71
Sebelum dikenal dengan nama Mbah Bungkul atau Sunan Bungkul tokoh yang berada dibalik dari nama Taman Bungkul, yakni memiliki nama Ki Ageng Supo. Dia adalah keturunan Ki Gede atau Ki Ageng dari kerajaan Majapahit yang hidup sekitar tahun 1400-1481.
Berkat perannya dalam menyebarkan agama Islam terkhusus di daerah Jawa Timur, pada masyarakat sekitar sangat menghormatinya kala itu. Saking hormat dan cinta masyarakat kepadanya, akhirnya masyarakat memberi taman itu Taman Bungkul. Bahkan hingga setelah ia meninggal, makamnya masih sering dikunjungi masyarakat dan wisatawan lokal. Lokasi makan yang berada di belakang Taman Bungkul menjadikannya salah satu destinasi wisata religi.
Fasilitas
foto oleh @Surabayasparkling
Dibalik keindahan sejarahnya, Taman Bungkul mendapat perhatian khusus oleh pemerintah setempat. Taman Bungkul telah mengalami revitalisasi setelah diresmikan pada 21 Maret 2007. Revitalisasi tersebut memerlukan biaya besar, jumlahnya mencapai Rp1,3 miliar.
Meski demikian, Taman Bungkul juga kini menjadi lebih baik dan bahkan tersedia beberapa fasilitas penunjang khusus bagi para kaum muda. Disana terdapat Amphitheater atau tempat duduk melingkar di tengah taman ini bisa digunakan untuk menonton berbagai pertunjukan kesenian dan konser musik. Selain itu, Taman Bungkul juga menyediakan Jogging track, keran air siap minum, skate dan BMX track, playground, sentra pedagang kaki lima, hingga wi-fi gratis. Demi menjaga keamanan para pengunjung, taman ini dilengkapi dengan sistem keamanan dan kamera CCTV.
Akses menuju lokasi
foto oleh @ak_wanabe
Jika berangkat dari arah BAndara JuAnda, Anda bisa menggunakan bus DAMRI tujuan Bungurasih kemudian turun di Terminal Bungurasih. Berikutnya Anda bisa melanjutkan perjalanan dengan menggunakan bus kode P1/PAC1 Bungurasih – Perak atau P2/PAC2 Bungurasih – Darmo – Tambar Osowilangun. Kemudian turun tepat di seberang taman tersebut.
Namun, apabila berangkat dari Pelabuhan Tanjung Perak, Anda bisa naik bus P1/PAC1 tujuan Bungurasih – Perak lalu turun tepat di seberang taman tersebut. Namun jika Anda memulai perjalan dari Stasiun Gubeng Anda bisa berjalan kaki ke Jalan Gubeng Pojok kemudian naik angkot Lyn V Tambakrejo – Joyoboyo dan turun persis di depan taman Bungkul.