WISATA | 09 MAY 2023

Tarian Topeng Muludan, Tradisi Surabaya yang Patut Dilestarikan

Tarian Topeng Muludan merupakan sebuah tradisi budaya yang diwarisi dari nenek moyang masyarakat Surabaya. Tarian ini biasanya dipertunjukkan saat perayaan Maulud Nabi Muhammad SAW, yang jatuh pada bulan Rabiul Awal. Tarian Topeng Muludan adalah penghargaan kepada Rasulullah SAW atas perjuangannya dalam menyebarkan agama Islam.


Tarian ini menggunakan topeng yang biasanya terbuat dari kayu. Setiap topeng mempunyai makna dan karakteristik yang berbeda-beda tergantung dari tokoh yang ditampilkan. Tari Topeng Muludan ini merupakan tarian yang sangat indah dan unik karena para penari tampil dengan gerakan yang khas dan penuh makna.

Topeng Muludan (sumber: tempo)


Tarian Topeng Muludan merupakan bagian tak terpisahkan dari budaya Surabaya, dan harus dilestarikan dan terus dipromosikan. Tradisi ini adalah unik dan menarik bagi wisatawan yang ingin mendalami budaya Surabaya dan Indonesia.


Sayangnya, Tarian Topeng Muludan saat ini mengalami penurunan minat masyarakat dan harus diperhatikan. Sangat penting bagi generasi muda untuk melestarikan tradisi ini, karena ini adalah salah satu cara untuk mempertahankan warisan budaya Indonesia.


Sejarah Tarian Topeng Muludan

Tarian Topeng Muludan memiliki sejarah yang panjang dan beragam. Menurut sejarah, tarian ini awalnya berasal dari Kerajaan Demak pada abad ke-15. Pada saat itu, Kerajaan Demak adalah salah satu kerajaan Islam terbesar di Indonesia, dan dikenal sebagai pusat penyebaran agama Islam di Nusantara. Pada saat itu, tarian ini digunakan untuk merayakan Maulid Nabi, yang dipercayai oleh umat Islam sebagai hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.


Selama berabad-abad, Tarian Topeng Muludan terus berkembang dan menyebar ke berbagai daerah di Jawa Timur. Pada masa kolonial Belanda, tarian ini sempat dilarang karena dianggap sebagai tarian yang mengandung unsur-unsur agama Islam. Namun, setelah Indonesia merdeka, tarian ini kembali dihidupkan dan kini menjadi salah satu tradisi yang sangat penting bagi masyarakat Surabaya.


Pada saat ini, Tarian Topeng Muludan masih dilakukan oleh masyarakat Surabaya sebagai bentuk pelestarian budaya. Meskipun beberapa unsur dalam tarian ini telah mengalami perubahan, namun esensi dari Tarian Topeng Muludan masih tetap dipertahankan.


Estetika Tarian Topeng Muludan

Tarian Topeng Muludan memiliki keindahan dan keunikan tersendiri dalam estetika tariannya. Setiap gerakan dalam Tarian Topeng Muludan memiliki makna yang dalam, sehingga mampu memberikan kesan spiritual yang sangat kuat.


Gerakan tari dalam Tarian Topeng Muludan sangat dinamis dan elegan. Para penari melakukan gerakan tari yang diiringi dengan iringan musik gamelan yang khas. Gerakan tari tersebut dilakukan dengan penuh semangat dan penuh keceriaan, sehingga mampu menghibur para penonton.


Selain gerakan tari, kostum yang digunakan oleh para penari Tarian Topeng Muludan juga sangat khas dan unik. Kostum tersebut terdiri dari baju koko, peci, dan sarung yang dihiasi dengan berbagai motif dan warna yang cerah. Penampilan para penari dalam Tarian Topeng Muludan sangat menarik dan elegan, sehingga mampu memikat hati para penonton.


Spiritualitas Tarian Topeng Muludan

Tarian Topeng Muludan adalah tarian yang memiliki nilai spiritual yang sangat tinggi bagi masyarakat Surabaya dan sekitarnya. Tarian ini dipercaya dapat membawa berkah dan memberikan pengaruh positif bagi penontonnya.


Pada masa lalu, Tarian Topeng Muludan digunakan sebagai bentuk perlawanan dan pengingat akan pentingnya menjaga kebudayaan dan agama. Pada saat itu, tarian ini diadakan secara sembunyi-sembunyi pada malam hari dengan menggunakan topeng sebagai penutup wajah, agar tidak dicurigai oleh penjajah Belanda.


Namun, seiring berjalannya waktu, Tarian Topeng Muludan kini diadakan secara terbuka sebagai bentuk pelestarian budaya dan juga sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dalam konteks spiritual, Tarian Topeng Muludan memiliki beberapa makna dan simbol yang sangat penting, di antaranya:


  • Simbol Ketaatan dan Kebajikan

Tarian Topeng Muludan mengandung simbol ketaatan dan kebajikan yang sangat tinggi. Tarian ini mengajarkan nilai-nilai kebajikan seperti keikhlasan, kesabaran, dan ketekunan dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT. Para penari juga mengenakan kostum yang sederhana dan sopan, sebagai simbol kesederhanaan dan ketaatan.


  • Simbol Kebersamaan dan Persaudaraan

Tarian Topeng Muludan juga mengandung simbol kebersamaan dan persaudaraan antar sesama manusia. Dalam tarian ini, para penari saling berpadu dan bergerak secara bersama-sama, sebagai simbol kebersamaan dan keharmonisan dalam masyarakat.


  • Simbol Kebahagiaan dan Syukur

Tarian Topeng Muludan juga mengandung simbol kebahagiaan dan syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Para penari menampilkan gerakan-gerakan tari yang ceria dan penuh semangat, sebagai ungkapan rasa syukur dan kebahagiaan atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.


  • Simbol Keberkahan dan Keselamatan

Tarian Topeng Muludan juga mengandung simbol keberkahan dan keselamatan. Tarian ini dipercaya dapat membawa keberkahan dan memberikan perlindungan dari berbagai musibah dan bencana. Oleh karena itu, Tarian Topeng Muludan seringkali diadakan dalam rangka memohon keberkahan dan keselamatan dari Allah SWT.


Dalam keseluruhannya, Tarian Topeng Muludan merupakan tarian yang sangat kaya makna dan simbol, dan memiliki nilai spiritual yang sangat tinggi bagi masyarakat Surabaya dan sekitarnya. Tarian ini bukan hanya sekedar hiburan semata, namun juga sebagai sarana untuk mengajarkan nilai-nilai kebajikan, persaudaraan, kebersamaan, dan ketaatan kepada Allah SWT. Oleh karena itu, Tarian Topeng Muludan sangatlah patut dilestarikan dan dijaga keberlangsungannya, sebagai salah satu kekayaan budaya Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan.


Gerakan-gerakan dalam Tarian Topeng Muludan

Tarian Topeng Muludan memiliki gerakan-gerakan yang khas. Gerakan-gerakan tersebut menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa Timur pada masa lalu. Beberapa gerakan yang sering ditampilkan dalam tarian ini antara lain:


  1. Gerakan Memetik Bunga

Gerakan ini menggambarkan keindahan alam Jawa Timur. Para penari menari dengan gerakan yang lemah gemulai seperti sedang memetik bunga.


  1. Gerakan Menyusun Batu

Gerakan ini menggambarkan kegiatan masyarakat Jawa Timur pada masa lalu yang banyak bekerja di ladang atau bangunan. Para penari menari dengan gerakan yang menyerupai sedang menumpuk atau menyusun batu.


  1. Gerakan Menangkap Ikan

Gerakan ini menggambarkan kegiatan masyarakat Jawa Timur pada masa lalu yang hidup di daerah pesisir. Para penari menari dengan gerakan yang menyerupai sedang menangkap ikan.


  1. Gerakan Menanam Padi

Gerakan ini menggambarkan kegiatan masyarakat Jawa Timur pada masa lalu yang banyak bekerja di ladang padi. Para penari menari dengan gerakan yang menyerupai sedang menanam padi.


Dengan perhatian dan dukungan dari masyarakat, Tarian Topeng Muludan dan tradisi budaya lainnya di Surabaya bisa terus dilestarikan dan dikembangkan. Hal ini akan memperkuat identitas budaya dan meningkatkan apresiasi terhadap seni dan budaya Indonesia.


Jadi, ayo datang ke Surabaya dan lihatlah Tarian Topeng Muludan dengan mata sendiri. Ini akan menjadi pengalaman yang unik dan tak terlupakan dalam menjelajahi kebudayaan Indonesia yang kaya dan beragam. 


Selain menyaksikan tarian topeng Muludan, Kamu dapat juga menikmati dan membawa pulang oleh oleh khas Surabaya, Lapis Kukus Pahlawan. Kue ini memiliki rasa yang unik dan lezat yang tidak dimiliki oleh kue lapis kukus lainnya. Hal tersebut disebabkan Lapis Kukus Pahlawan dibuat dari bahan-bahan berkualitas yang dipilih dengan cermat, sehingga kue menjadi lebih aman dan higienis untuk dikonsumsi.


Lapis Kukus Pahlawan Surabaya mudah ditemukan di toko oleh-oleh dan pusat oleh-oleh di kota Surabaya , sehingga dapat dengan mudah didapatkan oleh wisatawan atau penduduk lokal.


Yuk cak, mari kita terus mempertahankan dan mengapresiasi warisan budaya kita!